Skip to main content

Posts

Featured post

“ Exploitasi Gua lalay Majalengka yang belum terjamah, Sunset Cantik & Jernihnya air di Curug Cicangkrung Tamanan Nasional Gunung Ciremai ( TNGC ) Majalengka”

Catatan Perjalanan 8 Juni 2014 Fitri Nurlaela  Masih dengan tema Minimalis Budgetis...ngetrip dengan Low cost. Saya dan dua teman backpacker saya yaitu Danny asal Bandung & Giri asal depok mencoba meng - explore Majalengka Jawa Barat. Berawal dari postingan Ade Imron   Jaelani tentang Gua Lalay Majalengka   di Grup Indonesian Mountain ( Social Media Facebook ), Saya langsung tertarik untuk ngetrip ke Gua lalay. Lalu saya googling mencari litelatur Gua Lalay, saya tidak menemukan web ataupun blog yang memebahas gua Lalay yang kabarnya mirip green canyon. Dari pada buta informasi, akhirnya saya langsung bertanya pada Nara sumber yang pertama kali memposting foto gua lalay tersebut. Ade Imron Zaelani adalah narasumber kami, dia merupakan anggota dari Aspinal foundations & Compas Adventure Majalengka & Rangger di TNGC. Destinasi awal yang kami tuju adalah Gua lalay & Curug Muara Jaya. Namun, Narasumber ( Ade Imron Zaelani ) menyarankan Destinasi lain yaitu Cur
Recent posts

Surat Untuk Bapak Kosmara

Teruntuk Almarhum Bapak Kosmara, Aku memulai tulisan ini dengan semacam entah... Sebab ketika aku sedang merindukan seseorang, perasaan dan logikaku selalu membawaku pada sebuah atmosfir yang disebut apa, akupun tak tau?. Sebab rindu itu selalu menyeretku pada sebuah ruang yang entah. Namun, sesuatu yang pasti, beliau akan marah jika aku rindukan. Sebagian orang beruntung pak, hanya terpisahkan jarak dan waktu. Sementara kita terpisahkan dimensi yang berbeda.        Apa Kabar Pak ?, semoga bapak baik-baik saja disana. Aku membawa kabar gembira untuk bapak. Sekarang aku sudah semester 7, kuliah di STKIP Siliwangi Bandung. Judul Proposal penelitianku baru saja diacc pak. Do'akan aku ya pak, semoga aku segera mendapatkan sebuah lebel bernama  sarjana. Oh...iya pak, aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, terinspirasi dari bapak.          Sejak pertama kali aku berada di kelas bapak, barang sedetikpun aku tidak mau beranjak dari kelas Sastra Indonesia.

Kawan kami Bukan Hanya Manusia

“Lying here, singing my lullaby. Letting time pass me by counting star in the sky and don’t let the bedbugs bite. Just turn of the light make me feel all right. Bidding farewell and goodnight.  Lying here, listening my clock tick-tick let me into sweet dreams what do our Teddy bears do ? Just turn of the light make me feel all right. Bidding farewell and goodnight.  Outside my window hear sounds of the little fellow. Oh, but I don’t know will they sing until tomorrow.” ( Goodnight song, Mocca ) Ini jam sebelas malam 26 Maret 2015… lagu pengantar tidur andalan, aku putar berulang–ulang namun tidak berhasil membuatku terpejam. Mungkin mata ini harus di tempeli dengan plester agar terpejam. Sayang sekali jika malam ini hanya aku habiskan untuk melamun. Hampir dua bulan aku tidak menulis apapun banyak sekali tugas kampus yang harus di kerjakan. Sekarang waktu yang tepat untuk berbagi cerita dari pengalaman 21 Febuari lalu. Oh…iya, ini kedua kalinya aku berkunjung ke Kebun Binat

Mengintip Sisi Kawah Galunggung Tasik

Cahaya Siang telah tertutup oleh cahaya malam, waktu liburan yang singkat membuat kami tidak peduli perjalanan itu dilakukan malam atau siang. Mobil kami bak kuda perang yang tengah berlari kencang mengejar musuh di padang terbuka. Sabtu 20 Desember 2014, tepat jam sepuluh malam kami mengawali perjalanan kami dari Bandung menuju Desa Suka Ratu Singgaparna Tasik. Disanalah Tuhan Semesta alam menaburkan Kawah Galungggung yang luasnya kurang lebih 275 Km2 berdiameter 500 meter dengan kedalaman 100 - 150 meter. kami tidak peduli perjalanan kami akan ditemani hujan atau tidak, yang terpenting bebas dari jeratan pasal asap kemacetan. Pergi di tengah malam menghindari asap kemacetan, membuat kita datang kepagian. Deretan bukit, Ladang sawah, Warna – warni kanan & kiri jalan tidak terlihat. Yang terlihat hanya gulita malam yang di selingi siluet dari lampu – lampu  kendaraan serta lampu – lampu rumah. Membuat sang pengemudi harus membuka mata lebar – lebar. Sesekali berpapasan d

Situ Cileunca Dengan Pagi yang mendung

Pagi itu jam tujuh pagi, cuaca kurang bersahabat hujan rintik berubah, menambah pasukan rintiknya, memperkokoh pertahanan lebih rapat. Sebagian orang enggan menarik selimut hangat dan enyah dari tempat tidur. Meski Cuaca bukanlah halangan, namun memaksa kami berteduh di pasar minggu di sekitaran jalan Kantor Pemerintah Kabupaten Bandung. Pertahanan perut tidak bisa di hindari lagi dan akhirnya, di tembus oleh Satu porsi gulai kambing dan satu porsi sate  ayam yang totalnya adalah Rp.28.000, Simponi teriakan para pedagang menemani kami di tengah hujan yang mempertebal pertahanan. Sekitar empat puluh menit kami diam menunggu hujan mejabat tangan kami, ah…namun hujan enggan berdamai dengan kami. Kami harus mengalah pada hujan dan membiarkan ia mengiringi perjalan kami. Setelah menyusuri  Soreang, Banjaran, Cimaung akhirnya kita tiba Situ Cileunca Pangalengan  dengan menempuh 41Km dari Bandung selatan, kurang lebih hanya sekitar 1 jam dari Bandung. Bagaimana bisa Situ C

Taman Batu ( situs sejarah ) yang lagi ngehits di Bandung

Dokumentasi 09 Oktober 2014 Taman batu memang belum se - booming Bukit kraton alias tebing instagram, Namun mungkin dengan maraknya selfie mania & Sosial media pasti sebentar lagi tidak akan kalah terkenal.Maret lalu Taman batu belum di tiket, namun ketika saya kembali lagi pada tanggal 9 Oktober 2014 sudah di tiket ternyata murah ko cuma Goceng ( Rp. 5.000 )untuk menikmati arsitektur Maha karya Tuhan seharga segitu. Yaa, harganya memang sama kaya harga satu mangkok mie di warteg tapi sebuah harga yang kita dapet tidak bisa digambarkan dengan nominal. Apalah Artinya bau ketek, Banjir keringat, lelah, Haus, semua terbayar oleh satu kata yaitu "BERSYUKUR" Dokumentasi 09 Oktober 2014 Taman Batu adalah situs purbakala, Dulunya Taman Batu termasuk ke dalam kawasan Danau Purba Bandung. Namun, pada masa Neolitikum ( kurang lebih 8000 - 7000 sebelum masehi ). Danau Purba Bandung mulai menyurut secara bertahap. Taman batu adalah saksi dari peninggalan sejarah

Cisanti ( Hulu Sungai Citarum ) adalah Sumber Kehidupan Kita

"Untuk anak - anak muda yang baginya semua senti waktu adalah ruang untuk mencari" Di kutip dari "Menjadi Manusia Indonesia, Radar Panca Dahana" Siapa yang tidak kenal Sungai Citarum,  sebuah sungai terpanjang & terbesar di Jawa Barat dengan tingkat pencemaran paling tinggi kerena nilai sejarah dan ekonominya. Sekitar 500 Pabrik berdiri di alirannya sedangkan kehidupan banyak orang sangat tergantung dengan kehidupan sungai Citarum ini. Darimanakah Hulu sungai Citarum ini berasal ( sungai yang bermuara di karawang ) ??? Ini dia Sumber Kehidupan Kita, Cisanti ( Hulu sungai Citarum ) yang terletak di bawah kaki Gunung Rakutak, penduduk sekitar menyebutnya si rawing. Danau seluas 8Ha yang di kelola Perhutani, sayang sekali pinggiran danau ini banyak sekali sampah banyak wisatawan yang membuang sampah sembarangan di danau secantik ini. Sebuah danau yang berada di ketinggian sekitar 1500 - 2000 meter yang di kelilingi gunung mati diantaranya : Gu

" Flash Back di Barli Museum, seperti ada mesin waktu disini"

Barli Musium adalah sebuah musium swasta yang umurnya sama dengan saya. Sebetulnya Musium Barli sendiri sudah ada sejak tahun 1991, musium yang dipersembahkan untuk istri bapak Barli yaitu ibu Atikah binti Basari. Kemudian di resmikan Pada 26 Oktober 1992 oleh Mentri Pariwisata Pos & Telekomunikasi ( Pada masa itu ) Bapak Soesilo Soedarman. Musium Barli adalah sebuah tempat berkumpulnya para seniman. Dan sering di adakan workshop disana. Salah satu workshpnya adalah kursus bagi anak - anak & dewasa. How to Visit  ??? Lokasi                : JL. Dr. Prof , Sutami no 91 Bandung  Telepon             : 022 2011898 / 08572207779 Email                 : agungwb@yahoo.com Twitter              : @museum_Barli Jam  Operasional     : Harap konfirmasi satu hari sebelum berkunjung Biaya masuk    : Rp. 7500 P.S Jujur saja sebenarnya kita tidak mengerti sedikitpun tentang seni apa lagi tentang seni lukis, hanya saja pada waktu itu saya dan kedua teman saya hanya sedang ingin